Sunday, 31 August 2014

Fabel: Anjing Yang Baik Hati

(Oleh : Indah Rizki Agistya)

Pada suatu hari, hiduplah anjing yatim piatu yang bernama Langer di Kota Anity. Kota Anity merupakan kota besar yang memiliki penduduk berbagai macam hewan di negara Docty. Anjing itu, hidup bersama pamannya yang bekerja sebagai satpam.

Suatu pagi Langer berpamitan, “Paman, aku pergi berkeliling menaiki sepeda ontel ini dulu yah ?”. “Ya, berhati-hatilah di jalan !” kata paman. Setelah itu,
Langer pergi menaiki sepedanya menuju ke daerah pusat kota.

Sesampaiya disana dia bingung, “Duh, aku harus pergi kemana yah?”. Lalu, ia terdiam sejenak sambil memejamkan matanya. Setelah berpikir, dia teringat bahwa ada taman bermain yang besar di daerah dekatnya. Lalu, dia pergi ke taman sambil mengayuh sepedanya dengan kencang. Disana, dia segera bermain ayunan. Setelah beberapa menit, dia pergi ke bangku taman karena telah bosan bermain ayunan. Lalu, datanglah seekor tikus berbaju bagus dengan membawa dua roti. Setelah itu, mereka berdua berkenalan. Tikus bertanya, “Hi.., namaku Timos. Namamu siapa ?”. Langer menjawab, “Namaku Langer,senang berkenalan denganmu” Kemudian, si Timos memberikan rotinya kepada Langer dan mereka bermain bersama.

Karena siang telah tiba, Timos berpamitan untuk pulang. “Hari telah siang aku harus pulang, jika tidak aku pasti dimarahi,” pamit Timos. Langer bertanya, “Bolehkah aku pergi ke rumahmu untuk meminta sedikit minuman, karena aku haus dan tidak membawa uang ?”.

Setelah itu Timos menjawab, “Boleh kok”. Kemudian Langer berkata, “Tapi apa ibumu tak akan marah ?”. Lalu Timos menjawab dengan ragu, “Mungkin, gak akan marah”. Setelah itu, mereka segera pergi menuju rumah si Timos.

Sesampainya disana, si Timos segera masuk ke dalam rumah untuk mengambilkan minuman untuk si Langer. Si Langer kemudian melihat ibu Timos yang sedang menyapu di halaman rumah. Kemudian si Langer menyapa ibu Timos dengan ramah, “Permisi tante, nama saya Langer”. Sang ibu Timos menunjukkan ekspresi marah sambil berkata, “Hello……, memangnya siapa kamu, baju dan sepedanya jadul banget sih?”. Langer kemudian menjawab dengan tersenyum, “Ah tante ini, ini baju dan sepeda kesayangan saya”. Si ibu Timos lalu menjawab sambil mengusir si langer menggunakan sapu, “Hiii……., kamu ini cepat pergi dasar anak miskin yang gak tau diri !”. Lalu, si Langer meneteskan air matanya sambil menaiki sepedanya untuk pulang dan tanpa memikirkan rasa hausnya..

Tidak lama kemudian, si Timos keluar rumah dengan membawa minuman yang rencananya akan diberikan kepada Langer. Timos dan terbingung dan bertanya kepada ibunya, “Bu, temenku yang tadi kemana?”. Sang ibu kemudian menjawab, “helloo……, kamu ini masih belum sadar yah. Selama ini mami sudah bilangkan ke kamu, kalau kamu itu pantasnya hanya bermain dengan hewan yang sesama kelas tingginya ?”. Si Timos menjawab dengan menangis, “Ibu itu terlalu banyak syaratnya dari dulu. Jika saja ibu tidak berperilaku seperti ini, aku pasti akan memiliki banyak teman dari dulu”. Sang ibu lalu menjawab, “Ibu itu gak terlalu banyak syaratnya, tapi…..”. Si Timos langsung memotong perkataan ibunya, “Ibu….., aku ini udah besar. Dulu saat aku bertemu dengan Telvin teman lamaku, ibu melarangku untuk bermain dengannya. Meskipun dia kaya, mami tetap saja melarangku bermain dengannya karena dia jelek”. Si Timos langsung berlari menuju ke kamarnya.

Dan sedangkan si Langer yang baru sampai dirumahya, dia segera menemui pamannya dan menceritakan semuanya. Lalu sang paman berkata dengan halus, “Kamu tidak seharusnya menangis, kita ini memang orang yang tidak berkecukupan. Gaji paman saja hanya cukup untuk makan sehari-hari”. Langer berkata, “Tapi paman,..”. Paman langsung berkata, “Sudah jangan menangis, kamu tidak perlu menangisinya ! yang perlu kita lakukan sekarang ialah bekerja untuk masa depanmu !”. Si Langer kemudian menghapus air matanya sambil berkata, “Okee…, paman”. Akhirnya si Langer tidak menangis dan mengingat-ingat masalah itu. Langer dan pamannya lalu pergi ke kota tetangga.

Setelah 5 tahun kemudian, mereka kembali tinggal di kota Anity. Dan pamannya Langer yang dulu bekerja menjadi satpam, sekarang ia telah menjadi seorang pengusaha. Langer yang dulu menaiki sepeda ontel, kini ia memiliki sepeda motor edisi terbaru. Langer lalu melintasi taman bermain yang dulu pernah ia kunjungi di pusat kota. Ia menjadi teringat masa lalunya yang kusam sambil tertawa sendiri. Dia lalu memarkirkan sepeda motornya di parkiran sepeda motor.

Kemudian ia segera duduk di bangku yang dulu pernah ia duduki. Setelah beberapa menit kemudian, dia melihat pengemis yang mirip dengan si Timos. Karena penasaran, si Langer menghampirinya. Langer berkata, “Kamu Timos?”. Dan Timos pun teringat akan raut wajahnya. Dia yang malu, menundukkan mukanya sambil berkata, “Iya aku Timos, sekarang keluargaku menjadi miskin karena ayahku ditipu. Dan apakah kamu mau maafkan ibuku karena telah menyakiti perasaanmu dulu?”. Lalu si Langer menjawabnya langsung dengan suara keras, “Tidak, aku tidak akan memaafkan ibumu. Dulu aku berusaha untuk tidak mengingat-ingatnya karena itu sangat melukai hatiku, apalagi sekarangkan aku sudah kaya”.

Timos pun berjalan sambil menunduk menjauh dari Langer, dan mencari ibu dan ayahnya. Sedangkan Langer, ia pulang menghampiri pamannya. Sesampainya di rumah barunya, ia menceritakan kepuasannya karena telah menyombongkan dirinya di depan Timos.

Paman pun menasihatinya, “Kamu tidak boleh menyakiti perasaan orang lain, kamu kan tahu bagaimana rasanya dihina ?”. Si Langer pun terdiam sambil mengingat masa lalunya. Tak lama kemudian, dia menjatuhkan air matanya karena tidak kuat menahan rasa bersalahnya. Akhirnya, dia bergegas menuju taman dan hendak meminta maaf kepada Timos. Sesampainya di taman, si Langer bergegas untuk mencari si Timos. Dia telah mencari Timos dengan memutari taman 3 kali, namun hasilnya tiada. Setelah ia kelelahan dan hampir putus asa, dia menemukan Timos di seberang taman. Namun, ia melihat Timos sedang dipukuli oleh preman kucing. Melihat itu, dia segera bergegas menghampiri mereka.

Karena ia ialah seekor anjing, ia segera menggonggong. Para kucing pun ketakutan dan lari menjauh. Akhirnya, Timos yang sedang kesakitan dibawa ke rumahnya. Setelah sampai di rumahnya, Timos di beri obat luka. Langer kemudian meminta maaf, “Maafkan saya, karena tadi telah berbicara kasar ke Timos”. Ibu timos menjawab, “Kamu tidak perlu meminta maaf, karena yang sebenarnya bersalah ialah saya. Andai saja saya tidak memilih-milih teman untuk saya dan juga Timos, pasti saya dan Timos akan memiliki banyak teman. Saya juga ingin meminta maaf kepadamu”. Langer pun menjawab sambil meneteskan air matanya, “Ya, tante sudah saya maafkaan”.

Akhirnya, ibu Timos berjanji tidak akan pernah menyombongkan apa yang dia punya. Dan sedangkan timos, dia berjanji tidak akan membalas kejahatan dengan kejahatan.

Amanat : Kalian tidak boleh menyombongkan diri dan juga tidak boleh membalas kejahatan dengan kejahatan.



No comments:

Post a Comment